Selasa, 19 Juni 2018

far away

jam 3 sore molly samperin semesta ke tempat biasanya dia nongkrong sehabis pulang kerja. molly sengaja gak ngabarin semesta dan duduk berjauhan. kayak orang harap-harap cemas yg lagi nyelidiki fakta. molly coba telpon semesta tapi nggk diangkat. semesta kalau sudah sama temannya ya sduah sama temannya itu. untuk urusan lain dia belakangin. tanpa pikir panjang molly langsung chat semesta kalau dia di tempat satu tongkrongam.

"ngapain disini?, ketemuan sama teman tindermu ya" sambil ketawa
"ngawur. ya ketemu kamu lah. kalau di telpon itu diangkat minta tolong" tegas molly
"ada apa? tau aja tempatku disini"
"temenin beli baju yok. aku traktir milo XXI. mau ya" pasang muka melas
"pakai motorku ya. males macet2an aku"


selama diatas motor molly tanya kenapa semesta gak mencoba ambil mobil saja. kalau molly emng dari kalangan atas. tinggal minta sudah ada di depannya.

"eh helmmu sejak zaman apa itu buluk bgt"
"ada sih helm di rmh di kado temanku blm ku pakai nunggu ini rusak"
"siapa yg ngasi?" molly mulai kepo
"kamu nggk kenal dan nggk tau"
"yg pakai krudung bukan?"
"haha sotoy"
"ayo nyicil mobil"
"moh. nabung buat beli rumah"
"beliin aku helm yg kembaran sama kamu" minta molly
"biar apa gitu itu" ketawa jahat

puas beli baju semesta sudah mulai capek dan sudah tidak menggubris molly. dia nggk mau masuk toko baju dan mulai lapar. mereka memilih ojju untuk makan malam. molly seperti biasa selalu membuka pertanyaan dan membuka candaan.

"sering sama lanjar kesini ya?"
"bukannya kamu yg kesini sama mantanmu?"
"mantanku terus yg disangkut pautin. kasihan dia bersin2 tiap hari"
"saa km masih mmpiin dia nggk sih? kamu masih berharap nggk sih buat balikan?"
"masih, tiap hari. mana kalau mau udahan gitu ya lajut mimpinya. kan tai"
"saa kalau misal kamu balikan kita masih sepertii ini?"
"aku maunya masih tapi gakbisa mol dia anaknya over. kemana-mana sama aku. dulu pernah aku deket sama anak hampir jadian dia balik ke aku"
"terus piye nasibnya?"
"ya lost kontak sampai sekarang. dia blokir aku. aku punya fotonya" sambil buka dompet tapi gak ada
"loh kemana ya ada 3 disini" tegas sememsta
"paling juga dibuang sama mantanmu"
"masak iya"
"aku jadi mantanmu ya dibuang"
"aku kemana-mana sama dia mol. kita kampusnya tetanggaan. dia deket sama anak aku tau. dia tau aku gak bisa move on sama mantanku. kita kayak hts gitu. dia sering ngungkapin rasanya sama perilaku-perilakunya ke aku"
"kayak aku dong. nasibku masak iya sama kayak dia"
"haha dia sudah tunangan mol. aku gak mau ketemu dia sampai kapanpun. aku sudah janji sma diriku dan kamu"
"saa apa kamu yg terlalu sempurna sampai aku gak bisa lebih dari ini" sambil pegang tangan semesta
"sakit mol kalau kamu tau. kamu sdah ngasi semua tapi dia tidak pernah ngasi apapun. cinta yg sedikitpun tidak. gak enak cinta sendirian mol" tegas semsta
"yek nangis yek"
"haha gak. kamu seh bahas gitu terus. bisa nggk kamu ngk bahas-bahas mantanku. aku bener-bener menghindar"
"iya saa" sambil pegang tangannya dan senyum

entah kenapa semesta selalu gagal untuk membuka hati. dia terjebak akan masa lalunya. padahal mantannya sudah tak ada rasa, sudah punya kekasih dan mau menikah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar